Trans Jatim Koridor VII Diresmikan, Transportasi Terintegrasi di Lamongan

LAMONGAN, 9 OKTOBER 2025 — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan pengoperasian Trans Jatim Koridor VII dengan rute Terminal Lamongan – Dukun Gresik – Terminal Paciran. Acara peluncuran berlangsung di halaman Parkir Makam Sunan Drajat, Lamongan, Selasa (7/10/2025), sekaligus menjadi kado spesial Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur yang mengusung tema “Jatim Tangguh Terus Bertumbuh”.
“Trans Jatim Koridor VII memberi rasa aman, nyaman, kepastian waktu, harga terjangkau, serta konektivitas antarwilayah. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung terwujudnya layanan ini,” ujar Khofifah.
Koridor VII menjadi jalur strategis sepanjang 46,6 kilometer yang menghubungkan Paciran, Dukun Gresik, Karanggeneng, Sukodadi hingga Terminal Lamongan.
Rute ini melewati kawasan pendidikan, perdagangan, dan pesisir dengan kebutuhan tinggi akan akses transportasi massal. Sebanyak 15 unit bus disiapkan, terdiri dari 14 armada operasional dan 1 cadangan.
Layanan ini diberi nama Trans Jatim Sunan Drajat, yang dinilai memiliki nilai historis dan spiritual. Bus akan beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00–21.00 WIB dengan tarif ramah kantong, yakni Rp5.000 untuk masyarakat umum dan Rp2.500 bagi pelajar maupun santri.
Penumpang juga bisa membayar secara nontunai lewat QRIS atau e-money. Hingga 12 Oktober 2025, layanan digratiskan untuk masyarakat.
Untuk menunjang aksesibilitas, pemerintah menyiapkan 71 titik halte di lokasi strategis, termasuk dekat fasilitas publik, kawasan pendidikan, dan pusat ekonomi lokal. Infrastruktur jalan di sepanjang rute juga diperbaiki agar layanan berjalan aman dan lancar.
Khofifah menegaskan, Trans Jatim tidak hanya fokus pada transportasi manusia, tetapi juga menghadirkan layanan logistik kecil bernama TRADISI (Trans Jatim Ekspedisi) dengan tarif mulai Rp2.500 hingga Rp5.000. Sistem ini berbasis point-to-point dan bisa dipantau melalui aplikasi Trans Jatim Ajaib 2.0.
Bupati Lamongan Yuhronur Effendi menyambut baik hadirnya Koridor VII yang dinilai akan memperkuat konektivitas sektor pendidikan, kesehatan, industri, hingga wisata. “Layanan ini memberi dampak ekonomi luas, khususnya bagi UMKM dan pariwisata,” katanya.
Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri, Yusharto Hutoyungo, menambahkan bahwa peluncuran Koridor VII menjadi contoh nyata kolaborasi lintas sektor dalam membangun transportasi publik yang ramah lingkungan dan berorientasi masa depan.